Wednesday, October 13, 2010

Getaran Perasaan

Kalau apa saja guna berpikir itu, semua sudah tahu. Jelas. Tapi apa guna perasaan?
Selama ini saya pikir kemampuan berpikir itu yang terpenting. Melalui berpikir kita bisa memecahkan banyak masalah. Kita menjadi tahu dunia ini. Kita menjadi tahu langkah apa, perbuatan apa, yang harus kita lakukan. Dan banyak orang sependapat dengan saya dalam hal ini.
Tapi, apa guna perasaan?
Saya pernah merasa heran, mengapa kita diberi perasaan. Gara-gara punya perasaan, hidup kita bisa susah. Kita jadi penakut. Bisa patah hati. Bisa kecewa. Bisa gelisah, tidak bisa tidur. Bahkan bisa stres, dan ujungnya sakit parah.
Itu semua gara-gara perasaan, bukan gara-gara berpikir.
Belakangan saya mengerti, betapa perasaan itu sangat penting. Tidak kalah pentingnya, bahkan mungkin lebih penting, ketimbang berpikir.
Ternyata kita berkomunikasi dengan perasaan, bukan dengan pikiran. Kalau saya bertemu orang, saya jarang bisa menebak apa isi pikirannya. Tapi saya bisa menebak apa perasaannya. Mengapa? Karena perasaan membuat orang ini memancarkan getaran-getaran yang kuat, yang saya bisa tangkap. Sedang sinyal getaran berpikir itu tidak sekuat sinyal perasaan. Jadi kita berkomunikasi dengan perasaan. Sambung rasa. Pikiran kita itu kita modulasikan, tumpangkan, pada perasaan barulah pikiran itu tiba dengan efektif.
Jadi saya pikir sebenarnya kita bekomunikasi dengan Tuhan pun demikian. Melalui perasaan. Bukan melalui pikiran tapi melalui perasaan. Pikiran itu harus kita tumpangkan, modulasikan, pada perasaan, barulah tiba pada Tuhan.
Untuk itu perasaan kita harus bergetar pada getaran resonansi yang sama dengan getaran Tuhan. Getaran kita harus punya frekuensi sama. Kita harus punya perasaan yang sama dengan perasaan Tuhan, baru kita bisa nyambung.
Kemudian ternyata kita bahagia karena perasaan, bukan pikiran. Kita bahagia saat tubuh kita bergetar oleh getaran perasaan.
Masihkah anda ingat getaran cinta, getaran parasaan, saat anda menyentuh si dia? Saat kekasih anda membelai anda. Dan kita benar-benar bergetar. Nyetrum. That is what I’m talking about. Betapa menyenangkan perasan getaran yang hangat itu. Terjadi getaran pada frekuensi sama, beresonansi, anda dengan si dia.
Nah kebahagiaan sejati itu terjadi saat getaran perasaan anda beresonansi dengan getaran perasaan Tuhan. Anda merasakan kehadirannya dalam hidup anda. Anda memikirkan pikiranNya. Anda merasakan perasaanNya. Nyetrum.
Jadi perasaan kita itu bergetar. Dan kita bisa happy karena kita sama-sama bergetar pada frekuensi yang menyenangkan bersama dengan orang lain. Dan kebahagiaan sempurna terjadi saat kita mampu menggetarkan perasaan kita pada getaran Ilahi. Sumber kehidupan kita. Pencipta kita.
Oleh sebab itu, jangan lupa setiap saat kita harus mengisi pikiran dan hati kita dengan perasan sukacita. Perasaan senang. Karena kita akan bergetar pada getaran perasaan yang menyenangkan. Dan beresonansi dengan orang-orang lain pada frekuensi itu, sehingga merekapun menjadi senang.
Jadi ternyata berkat terbesar bagi hidup kita adalah perasaan kita. Kebahagiaan terjadi saat anda tergetar. Kesetrum. Oleh getaran perasaan.
 
i
 

No comments:

Post a Comment